Rabu, 17 Oktober 2012

Aksara

3 komentar


Tulisan ini aku buat jauh sebelum anakku lahir, aku tulis sembarangan di note Blackberryku:
Aksara
Dunia tanpa Aksara gelap gulita
Dunia tanpa Aksara takkan kemana-mana
Dunia tanpa Aksara prasejarah namanya
Dunia tanpa Aksara tulisan ini takkan kau baca
Dunia tanpa Aksara kau bukan siapa-siapa
Dunia tanapa Aksara takkan mungkin ada
Begitulah adanya
Pesan dari Alloh melalui Jibril, IQRA
Kau pikir apa kalau bukan Aksara?
Aksara ada di dunia untuk mengubahnya

Begini kuceritakan proses penemuan nama baby Aksara.
          Kami adalah orang tua yang amat sangat nyantai, diskusi soal nama sudah dilakukan dari awal kehamilan, tapi berhubung si Ayah pengen anak laki-laki jadi beberapa kali kami hanya mendiskusikan nama laki-laki. Namun, setelah diUSG oleh 5 dokter yang berbeda dan hasilnya adalah perempuan (yeaayy! Kali ini mamahnya yang seneng) kami mulai buntu ide, rasa rasanya semua nama anak perempuan sudah pernah dipakai orang lain. Beberapa calon nama silih berganti tapi selalu ada diantara kami yang tidak setuju. Namun, kami tetap saja santai-santai, tidak terlalu ambil pusing soal nama ini. 
          Sebetulnya kami bukan orang tua yang perfeksionis apalagi dalam memberi nama, nggak perlu yang muluk-muluk, keliat modern, atau gimana, tapi kubilang pada suamiku jangan pernah melakukan suatu hal yang tidak dipahami betul. Termasuk dalam hal memberi nama ini. Seperti yang dilakukan Quraish Shihab. Semua nama putri beliau berawalan dengan huruf  N. Najla, Najwa, Naswa, dan Nahla.  Kenapa N? Menurut Quraish, karena Tuhan bersumpah di Al-Quran tentang budi pekerti Nabi Muhammmad dengan huruf N. "Nuun, wal qolami wa maa yasthuruun," katanya. N, demi pena dan segala sesuatu yang dituliskannya. Di dalam kosa kata Arab, ia menambahkan,  N juga melambangkan hal positif. Misalnya Naswa yang berarti kegembiraan (sumber). Beliau punya alasan yang kuat, dan beliau paham betul maksud dari pemberian nama putri-putrinya, beliau juga tahu filosofi kata dari bahasa arab yang beliau ambil untuk menamai putri-putrinya karena memang beliau ahli dalam bahasa arab. Itu yang kumaksud. Jangan sampai aku membuka buku kumpulan nama bayi lalu asal memilih kata yang terdengar indah dan bermakna cantik. Makna ditemukan setelah menemukan kata. Itu aneh menurutku. Harusnya (ini aku yang sedang mengharuskan diriku sendiri) aku punya tujuan, maksud, harapan, filosofi, baru mencari kata yang sesuai dengan tujuan awal.
          Harapan awalku sederhana, aku ingin anakku menjadi manusia yang bermanfaat, bagi dirinya sendiri, bagi keluarga, bagi masyarakat, bagi negara, dan bagi alam semesta sesuai dengan tugasnya sebagai khalifah di bumi ini. Aku ingin sebuah kata yang mencerminkan hal ini. Hingga suatu hari aku menemukan akun twitter sebuah toko buku favoritku, Toko Buku Aksara. Tiba-tiba terbersit di otakku, benar juga, apa coba yang lebih bermanfaat di dunia ini kalau bukan Aksara? Pantas saja Alloh berfirman untuk pertama kali pada nabi Muhammad Iqro! Bacalah!
          Tahukah kamu 3 kewajiban seorang ayah terhadap putrinya? Memberi nama yang baik, memberi ilmu dengan Al Qur’an, dan menikahkanya. Jadi kupikir biar si Ayah yang menentukan nama untuk anak perempuanya ini. Kuusulkan kata itu pada suamiku, dia bilang nanti dulu. Hingga si bayi lahir, Ayahnya belum juga menemukan nama lengkap yang pas. Kubilang lagi padanya, memberi nama itu seperti memberi merk, brand! Bukan seperti membuat kalimat, ga perlu susah-susah dalam menyusun kata. Waktu terus berjalan hingga 2 hari menjelang Aqiqah ahirnya ilham yang ditunggu-tunggu datang juga.. fyuuh.. Jalanidhi Aksara Gusti, lautan aksara Alloh, begitu maksudnya. Bagus juga kupikir. Tapi balik lagi, aku bahkan baru dengar kata Jalanidhi, dan baru tahu kalau artinya adalah Samudra. No!
          Lalu muncullah ide baru Rangkai Aksara Gusti, Rangkaian huruf dari Alloh. Siip! Aku setuju. Semua unsur dari nama itu memenuhi kriteriaku. Tapi setelah dipikir-pikir seperti ada yang ganjil di nama itu, ditambahilah jadi Rangkai Aksara Wahyuning Gusti, begitu hasil dari pertapaan si Ayah semalam suntuk. Hehe.. lalu Ayah mempresentasikan maksud dari nama itu. Bahwa hidup ini berisi kepingan petunjuk dari Alloh, diharapkan dalam perjalanan hidupnya, anak ini dapat merangkai tiap huruf petunjuk dari Alloh hingga suatu hari di hidupnya dia akan tahu makna kalimat Alloh sesungguhnya, untuk apa dia hidup di dunia ini. Kupikir ok juga nih,selain itu, bagi kami dia juga merupakan kepingan abjad pelengkap kalimat Alloh dalam hidup kami.

Yup! Begitulah Rangkai Aksara Wahyuning Gusti

I Love you Ayah, I Love you my lovely baby J

Selasa, 11 September 2012

Emak

2 komentar
Q.S. Al israa (23) "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia"

Sempat terbesit bahwa ayat ini agak lebai, mosok cuma bilang ah aja ga boleh, kan ga selamanya orang tua itu benar. Astaghfirullahaladziiiiim... dudul banget emang aku. Udah sombong sotoy pula. Emang gitu yah manusia, kalo belom ngrasain sendiri suka nggak percaya.
Sejak hamil yang ada di otakku sudah buka aku-sentris. Tapi full baby-sentris. Apapun yang kulakukan hal pertama yang terpikir di otakku adalah si baby. Salah satunya tentang makanan. Setiap hari sebelum tidur aku mereview makanan apa yang sudah kumasukkan ke tubuhku hari ini. Apakah karbohidratnya cukup? protein? vitamin? serat? air? Sebelum makan aku selalu menghitung hitung, mana karbohidratnya? kalau lagi males makan nasi aku makan kentang kukus 2 buah. Kalau merasa kurang serat aku langsung aja kukus brokoli, bayem, wortel, lobak atau sayur apapun yang aku stok di kulkas. Telur ayam kampung rebus sudah menjadi salah satu menu favoritku sekarang, dan susu adalah minuman yang tidak boleh lupa aku minum. Buah? oooo itu menjadi pengeluaran terbesar dalam anggaran makanan. Lebih besar dari anggaran daging, saking teraturnya makan buah. Kalau ini bukan karena lidahku manja dan pengenya makan enak. Enak? enggak boook, dulu aku makan berdasarkan mood, pengen bakso ya makan bakso, pengen mi ayam ya harus makan mi ayam. sekarang? no! laper? ntar, aku pikir dulu nutrisi apa yang perlu aku beri untuk si bayi.
Bukan cuma makanan, dulu aku orang yang suka ngepolin badan, kalo belum poool capeknya ga akan berhenti beraktivitas. Sekarang? harus diinget-inget betul. Stop kalau lelah, takut si baby kenapa-kenapa.
Kalau aku mulai kelelahan aduuuh khawatirnya luar biasa. Aku langsung tepuk tepuk perut sambil tanya dede sehat? ayooo kasih tanda kalu kamu sehat.. biasanya si dede langsung nendang atu menggeliat. Rasanya ploooong banget hehe.. InsyaAlloh tandanya dia sehat.
Di bulan-bulan akhir kehamilan si bayi akan mulai mendorong ke bawah, kadang terasa nyeri. Tapi nikmat, membayangkan si bayi sedang mencari jalan untuk keluarnya nanti.
Ketika hamil wanita akan lebih mudah lelah, kaki bengkak, sakit pinggang, daaaan sebagainya sebagainya, tapi sama sekali tidak menjadi beban bagi seorang ibu, semuanya tetap membahagiakan.
Semua cita-cita sekarang sudah beralih. aku singkirkan sejenak rencana hidup yang dulu kususun, sekarang saatnya nutrisi si kecil nanti, seperti apa pendidikanya nanti, permainan apa yang akan kulakukan untuk merangsang kecerdasanya nanti, lagu apa yang aku nyanyikan untuk menemaninya tidur, huaaah seisi otakku penuh dengan si bayi.
Hal ini juga pasti yang terjadi pada Ibuku dulu. Dari sebelum kelahiranku sampai sekarang aku sudah mau punya bayi. Bisa dibilang 99/100 hidup seorang Ibu dia pasrahkan untuk si anak. Kamu merasa sayang pada ibumu? Ibumu jauuuhh sejuta kali lipat sayang sama kamu!
Memberangkatkan dia haji, membelikan dia rumah, amat sangat tidak cukup kalau kamu merasa itu untuk membalas pengorbananya.
Satu-satunya hal setimpal yang bisa kamu berikan untuk ibumu adalah menjadi anak shaleh. Perlu digali lagi bagaimana caranya menjadi anak Shaleh. Manusia yang Shaleh. Kenapa?  Agar doamu untuk ibumu Alloh Kabulkan. Doa anak shaleh. Semoga doamu, doaku, doa kita semua untuk Ibu bapak kita menyelamatkanya, dan biar Alloh membalas segala kebaikan mereka kepada kita sekarang dan di akhirat nanti. Apapun usaha kita nggak akan pernah setimpal, untuk bisa setimpal hanya Alloh yang bisa melakukanya, sungguh hanya Alloh yang bisa membalas secara setimpal segala yang telah mereka lakukan. Oh iya, itu barusan bukan hasil ngemengku aja. Itu kata ibuku. Ia bilang aku menjadi apapun itu hanya untuk diriku sendiri. Satu-satunya yang Ibuku harapkan adalah aku menjadi anak yang shaleh. Berat sekali.

Jumat, 07 September 2012

TEMAN

2 komentar
Ada beberapa tipe orang yang memiliki perilaku berbeda dalam berteman. Ada yang mudah sekali akrab dengan siapa saja, ada juga yang pilih-pilih, dan berteman dengan orang itu-itu saja. Saya termasuk orang yang pilih-pilih teman. hehe.. nggak baik yah? iya memang.. relasi saya jadi sedikit. Tapi saya memilih untuk begitu. Teman yang saya maksud di sini adalah sahabat beneran, yang enak diajak jalan ke mana saja, asik diajak diskusi apa saja, yang tidak sungkan untuk curhat atau dicurhatin, dan yang sudah hilang rasa tersinggungnya meskipun kami saling mencela.
Mungkin untuk sekedar kenal dan beramah tamah saya mudah akrab, tapi tidak untuk selanjutnya. Bahkan saya masih bisa menghitung mana saja teman-teman saya, saking sedikitnya. hehe..
Apalagi ketika saya menikah, semakin ketahuan mana yang bisa lanjut menjadi teman, mana yang sekedar basa basi saja dengan saya. Ketika saya memilih menikah muda, saya seperti mengambil sebuah persimpangan yang berbeda, jalan kecil yang sepi, yang amat jarang orang lewat di situ. Pengaruhnya dalam hal pergaulan? ya pasti dalam obrolan. Teman yang benar-benar teman akan tetap nyambung kalau ngobrol, walopun sekedar dia bertanya dan saya menjelaskan panjang lebar. tapi beberapa yang lain malah jadi jauh, mungkin karena sudah tidak sevisi, dia masih asik ke sana ke mari jalan dan nongkrong-nongkrong dan hanya sekedar itu yang dibicarakan, hal-hal yang bisa ditertawakan beberapa detik lalu lupa, sedangkan saya lebih memilih ngobrol apa-apa yang real.
Sangat asik menjadi manusia dua dunia *eaaa* dimana secara fisik saya masih 20an dan saya masih ok sekali untuk bergaul dengan yang seumuran, tetapi secara status orang-orang sudah menganggap saya sudah 'dewasa' jadi mudah juga untuk ngeblend dengan ibu-ibu muda atu bahkan ibu-ibu yang seumuran dengan ibu saya. Mereka tidak segan mengajak saya ngobrol seperti seorang teman, bukan seperti senior kepada junior. Asik sekali ketika membicarakan tentang pasar, tentang harga sayur-sayuran, tentang bagaimana mengasuh anak, tentang membangun rumah, tentang pekerjaan, tentang mengatur uang dan hal-hal lain yang sangat jarang saya diskusikan dengan teman-teman seumuran saya. Perlakuan ini sangat berbeda bila saya bandingkan dengan teman-teman seangkatan saya di kantor, mereka lebih dianggap sebagai anak baru, atau bahkan bawahan. Mereka sering disuruh-suruh dengan untuk mengerjakan hal yang remeh, saya? tidak pernah. Saya seperti setara.
Begitulah, pada awalnya saya merasa aneh menjadi berbeda.
Jangan pernah takut!
Kadang orang-orang yang tadinya kamu anggap teman malah menganggapmu senior, dan mungkin kamu tidak nyaman dengan hal itu, tidak perlu begitu, nikmati saja peranmu sebagai penasihat.
Bila kamu merasa berbeda jangan pernah berusaha menjadi sama, jadilah berbeda. Bila memang obrolan tidak nyambung atau bagimu sudah tidak menarik lagi jangan segan untuk berhenti. Saya agak egois dalam hal ini, hal yang pertama dan utama adalah saya nyaman, kalau saya tidak nyaman saya akan berhenti melakukan hal tersebut.
Teman sejati tidak akan ke mana-mana, tidak perlu takut kehilangan. Takutlah bila kau dibenci, begitu kata Pidibaiq.
Orang-orang di kehidupanmu akan silih berganti, kadang kamu akan merasa kehilangan, tapi komunitas baru siap menampungmu.

Rabu, 05 September 2012

Review Dokter Kandungan

10 komentar

Sekedar info buat yang lagi milih-milih dokter kandungan, ini cuma penilaian saya dari beberapa kali kunjungan ke beberapa orang dokter, dan penilaian saya ya berdasarkan kunjungan saya tersebut.
Saya orang yang tidak mudah percaya dengan dokter, agak skeptis dan curigaan, ini dokter lulusan mana nih? tau banyak nggak? dia meriksa apa aja? pengalaman berapa taun jadi dokter?  hehe.. pokoknya kepo sendiri kalo ke dokter, jadilah saya selalu ambil second, third, bahkan fourth opinion kalo chek up.

1. Dr. Adi Setyawan Prianto. Sp. OG (K)
Dokter Adi prakteknya di Rumah Bersalin Restu Ibu Jl. Prof. Suharso Purwokerto, deket sama GOR PWT. Saya ke dokter ini karena saat itu saya mudik ke kampung halaman di Purwokerto bertepatan dengan jadwal saya ke dokter, berhubung saya ibu yang disiplin (ehmm.. :D) pergilah saya ke klinik dr. Adi. Beliau adalah salah satu dokter yang lumayan tenar di Purwokerto. Dr. Adi sangat ramah, begitu masuk langsung disambut dengan baik. Beliau juga 'agak bawel' hehe.. tanya ini itu, kasih nasihat ini itu panjang lebar lamaaaa banget, tapi saya suka nih dokter yang begini, emangnya kita ke dokter bayar apanya? ya bayar ilmunya! ga mau rugi donk mahal-mahal tapi ga dapet info apa-apa.. hehe.. Beliau juga suka bercanda dan tidak kaku, so friendly.. tapi kayaknya pak dokter ini hobi ngasih obat deh. Crita tentang sedikit keluhan aja tanpa pemeriksaan lebih lanjut pak dokter ga segan-segan ngasih obat macem-macem termasuk antibiotik. Vitamin juga ngasihnya macem-macem banget. Alhasil bayarnya  agak mahal deh..

2. dr. Yuyun Lisnawati, Sp. OG
Dokter Yuyun Praktik di RS. Persahabatan, waktu itu saya menemuinya di bagian Griya Puspa. Satu-satu alasan yang membawa saya ke Rs. Persahabatan ya karena dekat dengan kantor, jadi bisa make waktu kosong di kantor buat pergi sebentar kontrol ke dokter. Dr. Yuyun juga sangat ramah, mau menjelaskan dengan detil hal-hal yang saya tanyakan. Dalam USG beliau adalah dokter yang paling jelas menerangkan hasil USG di layar bila dibandingkan dokter-dokter lain yang saya temui, bahkan bentuk bibir si baby pun, yang saya ngga bisa nangkep mana gambarnya, ditunjukkan dan dijelaskan bagaimana keadaanya.

3. dr. Hj. Lucky Savitry Widyakusuma, Sp. OG (K)
Dokter lucky juga saya temui di Rs. Persahabatan bagian Griya Puspa, awalnya saya ingin bertemu dr.Yuyun, tapi berhubung saya salah jadwal jadi saya pikir nggak ada salahnya lah bertemu dr. Lucky. Saya datang jam 10 pagi, karena begitu di jadwal, tapi Beliau sedang mengoperasi pasien jadi saya harus menunggu 2 jam, dan benar saja jam 12 beliau baru memulai praktek. Dengan menunggu segitu lama, dan gelar panjang di belakang namanya saya sudah berekspektasi lebih, apalagi melihat orangnya yang tampak cerdas dan tegas dalam berbicara. Eh, nggak taunya saya cuma diperiksa memakai alat pemeriksa detak jantung bayi, cuma diperdengarkan detak jantung si bayi, terus tangan saya dilihat katanya pucat jadi beliau menyarankan dan memberikan lembar pemeriksaan untuk cek darah di laboratorium, tapi saya dipersilakan untuk cek darah kapan saja dan balik lagi 2 minggu lagi. Padahal saya sengaja ke Rs. Persahabatan karena saya nggak mau telat cek up kandungan yang sudah memasuki umur 34 minggu dimana saya harus kontrol rutin 2 minggu sekali. Pada pemeriksaan sebelumnya dengan dokter Hera terlihat hasil USG bahwa bayi saya kurang berat badanya, jadi harus dipantau terus secara rutin dengan USG. Saat saya meminta diUSG sama dr. Lucky malah Beliau tidak bersedia, katanya nggak usah, ntar aja USGnya kalo udah 36 minggu. Kalo menurut saya si ngaco banget. Nggak ada salahnya donk saya minta USG, kenapa harus ditunda 2 minggu lagi, kalo memang bayi saya masih kurang berat badanya kan masih ada waktu untuk 'memperbaiki', semakin mepet hari kelahiran ya semakin nothing to do. Pemeriksaan dilakukan sangat singkat, nggak ada kali 5 menit saya di ruangan beliau. Kalau nggak ditanya juga beliau nggak respon apa-apa. Mungkin sedang lelah karena habis operasi, atau buru-buru ada jadwal lain yah.. mungkin..

4. Dr. Made, Sp. OG
Pertama kali saya ke Rs. Persahabatan, saya belum tahu kalau ada bagian yang namanya Griya Puspa. Kalo orang-orang sih bilangnya Griya Puspa itu bagian swastanya, dan ternyata memang jauuuh sekali dalam segi pelayanan dan harganya. Di Bagian 'Negerinya' saya bener-bener diombang-ambing harus kesana harus ke sini, ndaftar di sana, ngisi formulir ke sini, mbayar ke loket sana, nyerahin nota di sini, periksa di lantai ini, ambil hasil di lantai itu haduuuuh sangat nggak recomended terutama untuk ibu hamil, capek sekali hanya untuk cek up harus serepot itu. Nah, untuk USG pun saya harus pindah ruangan yang lumayan jauh dari ruang pemeriksaan, beda lorong, dan harus antri, saking antrinya saya harus balik lagi di keesokan harinya, begitu balik lagi esok harinya kurang lebih 2 jam saya harus menunggu karena dr. Made sedang menangani pasien kecelakaan. Saya dipersilakan masuk ruang pemeriksaan ketika masih ada pasien lain di dalam ruangan, pasien itu sedang diUSG di balik tirai. Saya sempat mendengar percakapan sr. Made dengan sang pasien dan nampak sekali dr. Made tidak malas menjawab pertanyaan-pertanyaan si pasien. sangat friendly. Nah begitu tiba giliran saya malah si dokter sibuk ngobrol sama suster, sayanya dicuekin. Tapi begitu ditanya ini itu dokter ini langsung respon dengan jawaban yang cukup memuaskan. Laporan hasil USGnya juga lengkap (beberapa dokter hanya memberikan foto hasil USG dengan keterangan yang tidak bisa dibaca oleh orang awam seperti saya). Dari dr. Made saya disarankan untuk ke Griya Puspa, baru deh saya tau ada bagian yang ga perlu antri lama begitu.

5. dr. Herawati, Sp. OG
Ini dia dokter favorit saya tapi saya malah ga tau nama lengkapnya siapa, Herawati siapaa gitu hehe.. saya konsultasi ke beliau di Klinik Permata Ibu daerah Jurangmangu Tangerang Selatan. Beliau juga praktek di RSCM. Kepada Beliaulah saya kontrol Rutin tiap bulan. Orangnya ramah, beliau selalu menjabat tangan begitu masuk dan setelah pemeriksaan selesai. Bagi saya ini penting. Dokter adalah orang asing yang akan menjudge  kita begini dan begitu, jadi keakraban akan menjadi sangat penting untuk menjalin kepercayaan. Beliau menerangkan sesuatu dengan detail, apalagi kalau ditanya, akan bermunculan berbagai saran yang sangat bermanfaat bagi pasien. Beliau juga tidak mudah memberikan obat, saya justru senang dengan dokter yang begini, Beliau lebih memilih memberikan nasihat untuk istirahat atau makan makanan yang baik untuk menghilangkan keluhan-keluhan yang tidak terlalu membutuhkan obat. Beliau juga tidak memberikan terlalu banyak vitamin, dan lebih menyarankan makan makanan bergizi. Hal yang saya keluhkan bukan dari pribadi dr. Hera tapi dari manajemen Klinik Permata Ibu tempat beliau praktik. Tidak ada yang namanya pendaftaran via telepon, harus datang langsung baru didaftarkan. Jadwal beliau adalah jam 9 pagi - 12 siang, pernah suatu hari saya mendaftarkan diri kurang lebih sekitar jam 11, eh saya ditolak, katanya pasienya sudah terlalu banyak. Lalu pada kesempatan yang lain saya datang agak siang sekitar jam 12 kurang, dr. Hera masih praktik di situ dan pasienya tinggal 2 orang, saya ditolak juga karena takut kesiangan, ahirnya saya ngotot nggak mau pergi, dan ternyata dr. Hera masih mau koq memeriksa satu pasien lagi. Tidak hanya itu, saya pernah telepon 2 kali ke klinik tersebut untuk menanyakan jadwal dr. Hera hari itu, pertama saya telepon pukul 4 sore, menurut operator telepon jadwal dr. Hera jam 5 sore, saya pun dandan rapih, tapi sebelum berangkat saya telepon lagi untuk memastikan, eh kata si itu suster operatornya dokter Hera datang jam 6. Saya pikir sudah cukup saya telepon 2 kali. Begitu jam 6 saya datang ke klinik itu dengan enaknya si suster bilang dokter Hera nggak bisa datang karena kejebak macet. Saya sangat maklum kalau dokter Hera tidak bisa praktek, yang saya kecewa kenapa tidak ada pemberitahuan, padahal data saya jelas-jelas ada di klinik itu, bisa dilihat nomor Hp saya untuk mengabari bahwa dr. Hera tidak jadi datang.

Setiap pasien pasti memiliki pengalaman yang bermacam-macam dengan dokter yang sama, begitulah pengalaman saya, mungkin berbeda dengan penilaian orang lain. Silakan pilih dokter sesuai keyakinan hati nurani. Sebelum periksa kumpulkan dulu berbagai macam keluhan dan pertanyaan, cari info sebanyak-banyaknya kan udah ada internet bisa lah baca-baca referensi agar tidak terlalu awam dengan bahasa dokter. Semoga bermanfaat :)

Senin, 13 Agustus 2012

Cuplikan

0 komentar
Ada satu tulisan dari MH.Ainun Nadjib yang begitu menohok.
Aku lupa bagaimana persisnya, tapi kira-kira begini:
"Mengapa kamu menggunakan Alloh hanya untuk kepentingan duniawimu?"

Pengalaman

0 komentar
Berjuta-juta orang bilang bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik.
tapi apa itu pengalaman?
Bagiku, pengalaman bukanlah seberapa banyak tempat wisata yang aku kunjungi, bukan seberapa sering berwisata kuliner kesana kemari, bukan seberapa banyak orang yang aku kenal, tapi bagaimana aku menghayati setiap kejadian sekecil apapun dalam hidupku.

Obwur, OBrolan ngaWur

0 komentar

Ini hanya obrolan sembarangan antara aku dan suamiku, ga penting, ga jelas, (kadang) ga bener, tapi terlalu sayang kalo sampe aku lupa, jadi kutulis saja, karena setiap memory terlalu berarti kalau hanya dilewati.. tsaaah..

Puasa
Bismillah.. semoga Alloh mengampuni kami yang ngobrol sembarangan soal puasa.
Dalam surat Al-Baqarah : 183 " Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," jelas tersebut bahwa orang yang diwajibkan berpuasa adalah orang-orang beriman. Lalu kami menelaah lagi, kenapa demikian?
Puasa secara umum merupakan kegiatan menahan diri yang tidak hanya dilakukan oleh orang Islam, tapi juga dilakukan oleh agama-agama lain dan juga orang-orang kejawen dengan berbagai aturanya masing-masing yang intinya ya menahan diri dari sesuatu. Bagaimana bisa orang bisa menahan dirinya dari sesuatu yang sebenarnya nikmat, sesuatu yang pada hakikatnya ia ingin melakukanya? tak lain tak bukan adalah karena iman. Apapun yang manusia imani, itulan yang menjadi dasar seseorang bisa rela dan ikhlas mengendalikan dirinya untuk tidak melakukan sesuatu. Tidak mungkin bisa seseorang yang tidak memiliki keyakinan apa-apa iseng-iseng melakukan puasa dengan berbagai ketentuan yang ketat. Pasti ada keyakinan kuat dalam hatinya yang mendorongnya untuk menahan diri. Sebagai seorang muslim, pasti Iman kepada Alloh lah yang menjadi dasar utama untuk ketat melawan hawa nafsunya.

Pembangkit Listrik Tenaga Hampa
Obrolan ini muncul saat kami membaca sebuah berita tentang sesesorang yang mengaku menemukan pembangkit listrik tanpa adanya bahan bakar, yang ternyata semuanya hasil rekayasa yang tidak terbukti kebenaranya. Kami pun mengingat ingat pelajaran saat sekolah dulu. Bukankah suatu benda yang bergerak di dalam ruang hampa akan terus bergerak? hanya saja perlu ada pemicu pertama untuk membuatnya bergerak. Bisa dibayangkan bila ada orang yang bisa memanfaatkan hal ini untuk menghasilkan Energi, betapa kerennya ada pembangkit listrik Tenaga Hampa ini, hanya perlu dipacu sedikit si pembangkit energi bisa bergerak terus menerus, masalahnya gimana caranya menyalurkan energi yg dihasilkan dari ruang hampa ke ruang non hampa? (anak teknik yang baca ini mungkin ngikik-ngikik dengan imajinasi kami yang ngawur, hehe.. ini hanya imajinasi dengan ilmu yang sangat minim, hanya obrolan orang awam belaka)

Gubernur Jakarta
Siapapun Gubernurnya dia minimal harus bisa membuat suatu gebrakan yang besar! ga perlu banyak-banyak, satu aj udah cukup. Contohnya Pak Sutiyoso tuh, beliau membuat busway yang meskipun belum 100% efektif tapi minimal beliau dikenang oleh warga Jakarta secara positif, berhasil mencetuskan busway. Ini akan menjadi citra baik siapapun yang akan menjadi gubernur nanti

to be continued..



Senin, 16 Juli 2012

Dari Ibu Ainun untuk Ibu Oyi

2 komentar

Begini tulisan Ibu Ainun Habibi pada buku A. Makmur Makka (,,SABJH’’) hal. 386 ;

“mengapa saya tidak bekerja? Bukankah saya dokter? Memang. Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu. Namun saya pikir: buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yang barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan resiko kami sendiri kehilangan kedekatan pada anak sendiri? Apa artinya ketambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk sendiri pribadinya? Anak saya akan tidak mempunyai ibu. Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak, seimbangkah orang tua kehilangan anak, dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan kerena bekerja? Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Tiga setengah tahun kami bertiga hidup begitu”

Tulisan yang membuatku harus berpikir ulang. Berulang-ulang.

Minggu, 08 Juli 2012

Memilih Buku

2 komentar


Sebagai pembaca, saya adalah pembaca buku yang memilih buku dari siapa pengarangnya. Karena menurut saya latar belakang seseorang akan mempengaruhi sudut pandang dan cara menulis seseorang mengenai sesuatu. Setiap unsur yang ada pada sebuah tulisan pasti kepingan-kepingan pengalaman dan pikiran dari sang penulis.

Kampus saya pernah mengadakan acara bedah buku, saya adalah salah satu panitianya, dalam acara tersebut diundang seorang pengarang buku, seorang wanita, dia memakai baju yang sangat minim, bertato, merokok, gayanya ibukota sekali, dia membawa beberapa teman yang merupakan timnya, sama saja penampilanya. Timnya sempat kaget melihat orang-orang yang datang dalam acara tersebut, para mahasiswa yang mereka pikir akan lebih bebas dan nonformil, ternyata malah menggunakan kemeja tertutup lengkap dengan sepatu, yah memang begitulah penampilan mahasiswa kampusku sehari-hari. Salah seorang dari tim pengarang buku tersebut sampai meminta panitia untuk mencarikan peniti untuk menjadikan selendang yang ia bawa sebagai penutup badanya yang ia rasa terlalu terbuka dan kurang pas dengan suasana di ruangan tersebut. Dari penilaian saya secara subyektif, saya kurang suka dengan orang-orang tersebut, penulis dan orang-orang dari timnya.

Suatu hari di sebuah toko buku suami saya menemukan sebuah buku bertemakan “Ibu”. Berhubung kami akan menjadi orang tua tentu buku dengan tema ini sangat menarik perhatian kami, tetapi ketika saya membaca siapa pengarangnya saya langsung melarang suami membeli buku itu. Ya, pengarangnya adalah wanita yang pernah datang ke acara kampusku. Buku itu menceritakan perjuangan seorang ibu, katanya, terinspirasi dari kisah nyata, entah itu ibunya atau ibu orang lain. Seharusnya buku itu menjadi buku yang mengharukan, menyentuh, perjuangan seorang ibu yang berjuang dan akhirnya sukses membesarkan anak-anaknya. Sayangnya buku itu tetap tidak menarik simpati saya, pikiran saya tetap membayang pada wanita itu.

Buku adalah inspirasi, bagaimana bisa saya terinspirasi mengenai kisah seorang Ibu, sementara dalam otak saya terpotret sosok wanita penulis buku itu, seseorang yang kurang berkenan di hati saya.

Mohon maaf sekali, fungsi penilaian manusia ada pada Alloh SWT. Sungguh sebagai manusia saya tidak patut menilai orang baik atau buruk, saya benar-benar 100% menilai wanita tersebut dari luarnya saja. Saya sama sekali tidak punya kompetensi untuk menilai seseorang baik dan buruk, itu adalah hak Alloh, belum tentu wanita yang saya nilai kurang sempurna tersebut lebih buruk dari saya, sungguh belum tentu. Tapi dalam konteks ini, dalam saya membuat pilihan mengeluarkan uang untuk membeli sebuah karya, subyektifitas saya memilih seperti itu, memilih untuk melihat tulisan dari siapa pengarangnya. Apakah saya suka atau tidak suka. Sekali lagi suka dan tidak suka. Hanya pada batas itu kemampuan saya dalam menilai seseorang.

Suami saya mengingatkan untuk jangan seperti itu, lihatlah karyanya kalau memang bagus ya harus dinilai bagus tanpa perlu melihat latar belakang penulisnya. Nasihat itu tetap tidak bisa membohongi hati nurani saya dalam memilih bacaan. Bagi saya tetap saja, attitude penulis sangat mempengaruhi penilaian saya. 

Senin, 18 Juni 2012

Pertanyaan

2 komentar

Siapa bilang masa anak-anak itu masa lalu yang mudah dilupakan? No.. setiap memori masa kecilku aku ingat betul, bahkan aku ingat mainan kesukaanku waktu aku belum bisa jalan, aku sangat suka mobil-mobilan berlampu kelap kelip dengan penumpang berambut awut-awutan warna-warni, yang kalo disetel mobil itu akan jalan nggak karuan arahnya, belok Cuma kalo nabrak hehe.. aku juga ingat salah satu benda kesayanganku adalah tempat minum berbentuk gajah, oiya aku juga suka beli minuman sitrun yang dikemas dalam botol-botol plastik berbentuk orang-orangan warna-warni J

Tapi, lebih dari itu, aku sedang mengingat-ingat pertanyan-pertanyaan polos yang pernah kuajukan pada emakku:

Kekasih gelap
Gara-gara denger lagunya SO7 aku jadi tanya ke Emakku, “mah, kekasih gelap maksudnya gimana?” saat itu mungkin masih SD, aku sudah tahu maksudnya kekasih tapi kalo digabung dengan kata gelap, wes gak mudeng aku.. hehe.. dan aku lupa beliau menjawab apa, mungkin diam saja, buktinya aku lupa.

Jaya!
Banyak orang-orang di desaku yang memberi nama tokonya “TOKO JAYA” dan aku benar-benar tidak tahu arti kata Jaya, akupun menanyakannya pada emakku, kata emakku jaya itu artinya sukses atau menang.. J

Huruf n dan g
Hahaa.. yang ini sampai sekarang pun aku masih memepertanyakan. Saat itu ibuku sedang di kamar mandi (aku bahkan ingat settingnya J) dan aku baru belajar menulis, kutanya gimana cara menulis ‘ENG’ ibuku menjawab dari dalam kamar mandi “ya tinggal dijejerkan huruf en dan ge, kalo bikin ‘eny’ juga gitu huruf en dijejerin sama huruf ye”. Aku pun mengikuti jawaban itu tapi dalam hati kecilku aku protes benar, kenapa bisa huruf en dan ge dijejerkan berubah jadi eng, apa korelasinya.. sampai saat ini pun aku masih protes, kenapa nggak ada huruf eng, malah yang ada huruf eks (x) yang menurutku tidak terlalu penting, kan bisa tuh disandingkan huruf ka dan es, itu jelas akan menjadi eks.

Ah.. emakku, sampai aku dewasa pun kalo ada pertanyaan tentang hidup ini aku selalu menanyakanya pada beliau, walaupun seringkali beliau tidak bisa menjawab tapi beliau selalu berusaha menjawab seperti “nanti yah ditanyakan ke ustadzah dulu” atau beliau diam lalu cari referensi, pokoknya gimana caranya biar aku mendapatkan jawaban.

Tak bisa kubayangkan pertanyaan-pertanyaan apa yang nanti akan muncul dari mulut mungil anakku nanti, aku harus siap dengan jawaban paling imajinatif kalo sampai aku sendiri bingung bagaimana harus menjawabnya.. hehe..

Minggu, 17 Juni 2012

laki-laki vs perempuan I

2 komentar
Waktu-waktu seperti ini, banyak sekali hal yang terjadi
selain perubahan fisik tentunya, seperti yang banyak di jelaskan di jurnal ilmiah atau buku-buku kehamilan.
Kuceritakan, teman, ini hanya pengalamanku yang sangat mungkin berbeda dengan ibu hamil yang lain.
Sejak hamil entah kenapa aku jadi sangat sensitif. Betul, seperti seorang yang sedang kasmaran dengan kekasih nun jauh di sana. Sensi.. salah sedikit omongan orang bisa sangat menyakiti, atau bisa juga hal kecil bisa dengan mudah membuatku bahagia.
Ketika sedang memikirkan suatu hal kecil tiba-tiba pikiranku merajut skenario sendiri, kadang aku jadi peran antagonis, atau menjadi si protagonis yang menderita. Atau kalau sedang senang si otak kan mengaturku muncul dalam akhir yang bahagia, yang semuanya itu sebenarnya tidak ada.
Meski hanya bayangan belaka tapi bisa memutar mood seketika, kadang tiba-tiba mewek, atau tiba-tiba gembira sendiri. Benar kata mba inun, dia pesan, nanti kalau ketika kamu hamil tiba-tiba muncul pikiran yang aneh-aneh bilang ya..
contohnya ketika waktu itu aku bertemu dengan seseorang, masih tergolong saudara, beliau tiba-tiba menanggapi kehamilanku
"emmm dari bentuk perutnya si kayaknya perempuan"
*masih senyum dengan gembira kujawab "hehe.. InsyaAlloh, laki-laki atau perempuan sama saja"
"tapi gak apa-apa yah.. moga-moga si cowo, masi mending lah daripada si mba itu belum bisa punya anak"
*tiba-tiba sesek*
telaah baik-baik jawaban itu,
seperti ada tingkatan bahwa punya anak cowo itu lebih baik daripada punya anak cewe dan punya anak cewe lebih baik daripada tidak punya anak.
entah kenapa dialog bersama bapak itu terasa sangat mengganggu pikiran, jika benar aku mengandung anak perempuan rasanya aku kurang beruntung dibandingkan dengan wanita lain yang mengandung anak laki-laki.
oh sampai saat ini aku belum bertanya pada obginku apakah si dede perempuan atau laki-laki, biar, aku malas menjawab pertanyaan orang tentang itu.

Kamis, 14 Juni 2012

Bahasa

5 komentar


Akan menjadi ibu seperti apa aku ini..

Bahkan belum kutentukan secara pasti sampai saat ini, bagaimana harus kudidik anakku nanti. Terlalu banyak orang-orang yang mengaku ahli mengutarakan hasil penelitiannya tentang kecerdasan seorang anak dan bagaimana menjadikan anak menjadi seperti ini atau seperti itu. Tapi dalam hati kecilku ada perasaan ragu dengan para ahli itu.

Bahasa menjadi salah satu bahan diskusiku dengan beberapa orang.

Benarkah bila kuajarkan anakku bahasa Inggris sejak dini? Akhir-akhir ini sedang menjadi tren terutama di kota-kota besar anak-anak kecil sudah fasih berbahasa Inggris. Namun sebagai Ibu, aku tidak terlalu terobsesi untuk menjadikan anakku seperti itu. Ada banyak alasan.

Bahwa dalam bahasa ada dunia, siapa yang bisa menguasai bahasa akan bisa menguasai segalanya. Betul! Tapi bukan dengan mengajarkanya terlalu dini, itu hanya pendapatku yang sangat pribadi, dan mungkin belum terbukti kebenaranya, tapi kuyakini. Dalam bahasa Inggris tak ada emosi yang tersimpan di dalamnya, tidak ada nilai budaya luhur dalam setiap katanya, akan berbeda dengan bahasa Indonesia atau bahasa jawa. Dalam kata mati, meninggal, wafat, tewas, atau gugur ada nilai emosi berbeda yang terkandung di dalamnya. Tidak demikian dengan bahasa Inggris, hanya memiliki die, atau yang agak halus mungkin pass away, semuanya die, anjing die, korban bencana die, pahlawan die. Jangan dibandingkan dengan bahasa jawa yang mengutamakan kesantunan, mati, mangkat, seda, pejah, sirno margo layu setiap kata memiliki penggunaan yang sangat berbeda berdasarkan penghormatan terhadap subyeknya.

Kucamkan baik-baik kata Noe Letto, “karena semestinya kata-kata cerminkan jiwa..”

Betul sekali! Apalagi untuk seorang anak yang masih sangat bersih jiwanya, seperti kain putih yang akan dicelup dalam warna-warna. Penggalian jiwa adalah sebuah proses dari kecil hingga tua nanti, tapi peletakkan dasar kekuatan jiwa ada pada pendidikan ketika dia masih anak-anak. Jangan heran kalau akhir-akhir ini banyak anak-anak bunuh diri. Sangat miris, sebegitu rapuhkah jiwa mereka hingga muncul ide untuk mengahiri hidup. Entah apa yang ada di benak anak-anak itu.

Beberapa waktu yang lalu aku melintasi sebuah pagar yang disana tergantung sebuah papan bertuliskan “Anjing dan Babi boleh buang sampah di sini”. Kalimat itu memiliki maksud yang sama dengan “Dilarang membuang sampah di sini” tapi coba rasakan emosi yang tersimpan dalam dua kalimat itu. Sungguh sangat berbeda bukan? Tercermin betul bagaimana jiwa si penulis.

Aku tak ingin anakku menjadi robot yang mungkin pintar, tapi tak berhati. Anakku boleh menjadi apa saja, tapi dia harus ingat bahwa Ia manusia yang memiliki ruh. Bahwa ilmu bukan hanya selembar kertas ijasah. Bahwa cerdas bukan berarti ranking satu atau mendapat nilai seratus terus terusan. Salah satunya dia harus mengerti bagaimana menghormati orang lain, bahkan dari tutur katanya.

Iya dia harus belajar bahasa, bukan hanya bahasa Inggris, bahkan Prancis, Belanda, Cina, Arab, Jerman, Jepang, dan negara-negara lain untuk mendapat ilmu sebanyak-banyaknya tapi dia harus memiliki pijakan yang kuat. Bahasanya Sendiri. Jati dirinya yang kemanapun dia melalang buana dia harus tetap menjadi dirinya. Dia harus sadar dari mana dia berasal, dia harus tau kemana dia mengakar.


(pict taken from here )

Senin, 02 April 2012

The only Letter..

1 komentar
kamu..
terbangun dari tidur...yang pertama teringat adalah yosnia qorina zamza...
baca sms mu "ngantuk bgd...tidur y" --aku dah tertidur dan segera membalasnya -- adakah kamu tau? bibit sayang itu dah memiliki akar yang teramat kuat dalam hatiku...
smakin bertambah dan bertambah besar tiap harinya...dan pertambahannya bukan lagi deret hitung,tapi deret ukur yang berkuadrat...
(1 November, 2009)

Thats the only emm what should I call it? poem? or maybe just such a romantic letter ever written by him, my half soul.
the only one! 
since that, he never write any romantic word anymore except I love you..  hehe..
but when I read it again and again I can't stop my tears, since the first time I read it till now..

and you know, how stupid I replied that beautiful words? here..



Mampuuuusss!!

Deret angka kuadrat??? Hm.. Sepertinya saya pernah bermusuhan sama dia! Ha.Ha..


Mz bakti..





Sayang t gampang, Alloh yg akan membolak balikan hati manusia,


yg susah adalah..



Ngitung deret ukur!
Mwahahahahahahaha!!
Puyenk.. Puyenk..

(I November 2009)

See? hahahaa.. how stupid I am..
but, thats just an expression of my salah tingkah *keliatan bgt yee*

huaaah.. sometimes I really miss that time, but now I get more than just words, I get the whole love from him that grow bigger and bigger every single second.. :) 

Rabu, 29 Februari 2012

Surprising February

4 komentar
This is my month! I said that because yess there are much sureprise in this month but, I will tell u the most surprising moment in my life. In my life. My entire life.
I've been married for about 3 mounth, I never thought about having a baby, I just let it flow. Different with my husband, he is very very concerned about pregnancy, he wish for a baby very much. I never takes KB or any way to postponed my pregnancy. But, for my 3 months marriage there is no sign thats shows my pregnancy. I took a pregnancy test almost every month and I always found one strip.
Until this february, I was late for one week late so I decided to use my test pack stock from my cupboard (hehhee.. yess I have some test pack stock on my cupboard) and taraaaaaa... I see two strips!

(picture taken from here)

I don't know how to express what I feel that day. lil bit shock. for a second I think Im too young to have a baby.. but for the next second I think this is miracle. this is the gift from Alloh. MasyaAlloh.. Subhanalloh.. there is a lil cute baby growing in my stomach.. :')
I told that two strips to my husband and see how happy he is, and I send the two strips picture to my mother and he very thankful to Alloh for her first grandchild.
thats an awesome day. 
Sometimes I feel shame to tell my friend about my pregnancy, I dont have any friend that have same experience life as me. I feel different. I feel they won't understand what I need, what I feel, and how my life goes on. This isn't bad being different like this. I feel all this happines earlier than most of my friend. When they still studying, still seeking for a job, still galau with their love, I've passed all of that moment, and being very fast to run my life. Sometimes they make a joke about my life that I think its not funny anymore. Sometimes they being lebayy, and the other that dont know me much show amazed face when they heard what happend in my life. Like I growing old too fast, I dont really like it. 
The other surprise is my job. Now, I start working in Ditjen Bea Cukai, for the first time I was very happy being an employee in Ditjen Bea Cukai, when I visited the central office I was shock watching the BC's people doing military exercise, not only for a man but also woman! the first thing flew in my head is my lovely baby.. How can I do that with my pregnancy. May the management have any wisdom to me not to do that. :)

oiya once more, for my English, CMIIW yaaaa...

Rabu, 01 Februari 2012

why?

1 komentar


when somebody asked me
"what the thing that make you finally believe and make a decision to choose him?"
I thaught a second
but couldnt found the answer at that time..
I don't wanna make a cliche answer like yeaah because I want to or yeaaah because its destiny
I know, Alloh is the one who can turn our heart
but now I know why Alloh give him to me
he teach me alot, about giving, about being grateful, about happiness, about how I can feel Alloh near me, about respecting each other, about everything I dunno before..
yeah, finally I find one reason :)
and I keep seeking the other

*forgive my bad grammar.. I really bad in english, but I learn and I try.. :)
 

my little history Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template