Siapa bilang masa anak-anak itu masa lalu yang mudah
dilupakan? No.. setiap memori masa kecilku aku ingat betul, bahkan aku ingat
mainan kesukaanku waktu aku belum bisa jalan, aku sangat suka mobil-mobilan berlampu
kelap kelip dengan penumpang berambut awut-awutan warna-warni, yang kalo
disetel mobil itu akan jalan nggak karuan arahnya, belok Cuma kalo nabrak
hehe.. aku juga ingat salah satu benda kesayanganku adalah tempat minum
berbentuk gajah, oiya aku juga suka beli minuman sitrun yang dikemas dalam
botol-botol plastik berbentuk orang-orangan warna-warni J
Tapi, lebih dari itu, aku sedang mengingat-ingat
pertanyan-pertanyaan polos yang pernah kuajukan pada emakku:
Kekasih gelap
Gara-gara denger lagunya SO7 aku jadi tanya ke Emakku, “mah,
kekasih gelap maksudnya gimana?” saat itu mungkin masih SD, aku sudah tahu
maksudnya kekasih tapi kalo digabung dengan kata gelap, wes gak mudeng aku..
hehe.. dan aku lupa beliau menjawab apa, mungkin diam saja, buktinya aku lupa.
Jaya!
Banyak orang-orang di desaku yang memberi nama tokonya “TOKO JAYA” dan aku benar-benar tidak tahu arti kata Jaya, akupun menanyakannya pada emakku, kata emakku jaya itu artinya sukses atau
menang.. J
Huruf n dan g
Hahaa.. yang ini sampai sekarang pun aku masih
memepertanyakan. Saat itu ibuku sedang di kamar mandi (aku bahkan ingat
settingnya J)
dan aku baru belajar menulis, kutanya gimana cara menulis ‘ENG’ ibuku menjawab
dari dalam kamar mandi “ya tinggal dijejerkan huruf en dan ge, kalo bikin ‘eny’
juga gitu huruf en dijejerin sama huruf ye”. Aku pun mengikuti jawaban itu tapi
dalam hati kecilku aku protes benar, kenapa bisa huruf en dan ge dijejerkan
berubah jadi eng, apa korelasinya.. sampai saat ini pun aku masih protes,
kenapa nggak ada huruf eng, malah yang ada huruf eks (x) yang menurutku tidak
terlalu penting, kan bisa tuh disandingkan huruf ka dan es, itu jelas akan menjadi eks.
Ah.. emakku, sampai aku dewasa pun kalo ada pertanyaan
tentang hidup ini aku selalu menanyakanya pada beliau, walaupun seringkali
beliau tidak bisa menjawab tapi beliau selalu berusaha menjawab seperti “nanti
yah ditanyakan ke ustadzah dulu” atau beliau diam lalu cari referensi, pokoknya
gimana caranya biar aku mendapatkan jawaban.
Tak bisa kubayangkan pertanyaan-pertanyaan apa yang nanti
akan muncul dari mulut mungil anakku nanti, aku harus siap dengan jawaban
paling imajinatif kalo sampai aku sendiri bingung bagaimana harus menjawabnya.. hehe..