Ini adalah cita-citaku sejak lama. Aku yang hobi sekali
menonton televisi pernah membayangkan seperti apa aku kalau tak menonton
televisi. Pada saat itu bagiku beberapa acara TV adalah penting, seperti
berita, talkshow, liputan keajaiban di dunia dan berbagai hiburan yang ternyata
saat kususun bisa menghabiskan waktuku seharian untuk selesai menonton
semuanya. Aku renungkan lagi, benarkah informasi-informasi yang kuanggap
penting itu benar-benar bermanfaat untuk hidupku?
Dimulai ketika lahirnya anakku, aku bertekad agar si baby
tidak perlu menyerap hal-hal yang tidak penting dan cenderung berbahaya dari
televisi, aku melakukan gerakan tanpa televisi. Di rumahku televisi sangat
jarang dinyalakan. Kami menonton televisi hanya saat weekend, karena ada acara
yang cukup menghibur, stand up comedy. Oh kadang-kadang juga kami sempatkan
menonton acara Kick Andy. Sudah. Itu saja. Ini kuterapkan juga pada asisten
rumah tangga dan pengasuh anakku. Tidak boleh menyetel televisi. Pantang! Pagi,
siang, malam! Ini sudah berlangsung sekitar 3 bulan
Aku memperhatikan diriku. Aku perhatikan perubahan apa yang
terjadi di rumah ini. Apakah aku jadi gaptek? Apakah aku jadi tidak tahu berita
luar? Apakah aku jadi nggak nyambung
kalau diajak bicara orang sekitar?
Sepulang kerja
kusempatkan membaca koran. Aku yang tadinya sangat malas membaca koran jadi punya
waktu santai untuk menikmati berbagai ulasan berita aktual saat ini. Aku hanya
butuh waktu sekitar 15 menit untuk tahu apa yang terjadi saat ini secara
lengkap lewat koran. Biar tidak sepi, kusetel saja CD musik, aku jadi sering membeli CD-CD, aku jadi senang membeli CD musik, ceramah, atau puisi. Setelah itu aku main dengan anakku, menimangnya, membacakanya
cerita sampai menidurkannya. Setelah itu
baru aku makan dengan suamiku. Waktu makan kami gunakan untuk mengobrol,
kadang kami membahas bacaan yang kami dapat dari internet, seperti dari Detik, twitter, atau hasil browsing sana sini, kami juga membicarakan apa yang kami alami di kantor tadi
siang. Aku juga punya waktu untuk ngobrol dengan asisten atau dengan pengasuh
anakku, membicarakan apa saja yang dilakukan anakku tadi siang. Setelah aku
mandi aku memompa asi, dan masih sambil ngobrol dengan suamiku yang sering
masih sibuk dengan pekerjaanya dari kantor. Aku punya banyak quality time untuk
berdiskusi, saling memijat, atau saling memakaikan vitamin rambut (hahaa iya, kami senang melakukanya). Setelah itu kami beristirahat. Aku dan suami hanya punya sedikit
waktu di rumah. Jadi waktu yang sangat sedikit itu harus kumanfaatkan betul
untuk keluarga.
Bila masih ada TV pasti aku menonton berita di TV, Berita
yang sama yang diulang-ulang di berbagai acara dalam saluran TV yang beraneka,
dikuliti dalam berbagai sudut dari inti permasalahanya sampai sisi mistis dari
setiap kejadian. Bila masih ada TV mungkin aku menyusui anakku sambil menonton TV,
tanpa bernyanyi untuknya, tanpa bercerita, mungkin tanpa menoleh padanya karena
kepalaku menghadap layar TV. Bila masih ada TV aku pasti menonton berbagai
acara dengan suamiku, tertawa-tawa, membahas, dan berdiskusi apa yang saat itu
kami tonton, sambil lupa apa yang telah terjadi hari itu, tanpa tahu apa yang
masing-masing kami alami.
Di luar kadang memang aku nggak nyambung dengan obrolan, nggak ngerti dengan gosip-gosip
artis saat ini. Nggak ngerti kalau
sedang ngobrol tentang FTV, Haji sulam haji muhidin, skandal para pejabat, dan
sebagainya. Tapi nggak apa-apa tuh.
Aku merasa nyaman seperti ini, TV sudah seperti candu, aku tidak
serta merta stop TV begitu saja, aku berusaha sebisa mungkin untuk tidak
menonton TV, tidak mudah bagiku yang tadinya sangat suka menonton TV. Tapi aku
berusaha untuk menjadi lebih baik, salah satunya dengan gerakan tanpa TV.
aku jarang nonton tv, tapi karna ga punya tiv di kos :'(
BalasHapus