Setiap manusia memiliki jalan cerita hidup yang luar biasa. Pengalaman
hidupnyalah yang menempanya menjadi dia saat ini. Apakah bisa menjadikanya
bijaksana atau biasa saja. Banyak orang bilang, pengalaman adalah guru yang
terbaik. Betul sekali. Walaupun tidak harus pengalaman diri sendiri. Kita bisa
belajar dari pengalaman orang lain bukan?.
Aku sudah berganti pengasuh anak (kalau tidak salah) lima kali. Lima orang berbeda dengan karakter
dan cerita hidup yang berbeda-beda. Kami tinggal satu atap, tentu banyak cerita
yang kami bagi.. Aku tak pernah menyepelekan cerita hidup siapapun. Bahkan untuk
para pengasuh anakku di rumah. Dan aku banyak sekali belajar dari mereka
1.
Mba Am
Mba am ini istri dari seorang tukang kayu. Dia tetanggaku.
Dia mau bekerja hanya karena butuh uang. Jadi bukan orang yang terbiasa bekerja
sebagai asisten rumah tangga. Karena sebetulnya beliau ini ibu rumah tangga
dengan pekerjaan tambahan yang tidak tentu. Satu pelajaran yang aku ingat betul
dari mba am. Dia tidak pernah makan mendahului suaminya. Jadi dia harus
memastikan suaminya sudah makan baru dia akan makan. Atau dia menemani suaminya
makan. Pokoknya apapun yang terjadi pantang dia makan duluan. Ndak boleh, nanti
kalo kita makan mendahului suami jadi kebiasaan. istri bisa tidak takut sama
suami, nanti jadi suka mbantah suami, laki-laki itu nomor satu dan harus
dinomorsatukan, begitu rumah tangga harus dijalankan, begitu kata mbak am. Luar
biasa kupikir. Dalam kehidupannya yang sederhana dia tahu sendi utama dalam
berumah tangga. Buktinya rumah tangganya awet langgeng hingga sekarang dia
sudah berumur. Dan dia berhenti bekerja di tempatku karena merasa terlalu ‘lama’
meninggalkan suaminya. 3 bulan saja. Tak mungkin lah aku menahan seseorang
untuk berjihad mengabdi pada suami. Jadi slamat bertemu keluarga mba am!
3.
Mba Jar
Mba jar ini pendengarannya agak kurang. Sejak
kecil hingga dewasa kemampuan pendengarannya terus berkurang. Tapi dia tidak
pernah menjadi seorang pemalas. Dia malah menjadi salah satu tulang punggung
keluarganya. Dia yang membiayai ayah, ibu, adik, keponakan. Awalnya dia bekerja
di pabrik kayu lapis kemudian keluar untuk bekerja di tempatku. Semangat bekerjanya
luar biasa. Dan dia berani menjelajah tempat baru di Jakarta. Ke pasar, ke
mall, dia berani pergi sendirian. Kalo aku mah mana berani. Berapa tahun di Jakarta
tetap saja tempat ini terasa ngeri. Mba jar berhenti bekerja karena ibunya
memang sudah tua dan sakit-sakitan sementara tidak ada anak perempuannya yang
bisa membantu menjaganya. Akhirnya mba jar pulang untuk merawat ibunya.
4.
Cici
Nah ini dia salah satu pengasuh anakku yg
paling favorit. Umurnya lebih muda 3 tahun dariku. Anaknya cantik,
penampilannya juga nggak ndeso. Sangat rajin dan rapih. Dari awal dia masuk
bekerja dia sudah bilang hanya bekerja sebentar saja, karena sudah bertunangan.
Nanti kalau sudah menikah dia mau jadi ibu rumah tangga saja. Benar saja, 3
bulan dia bekerja di tempatku dia mengundurkan diri. Sempat dia meminta izin
dari calon suaminya untuk bekerja, toh dia bekerja di Jakarta dan suaminya di
bogor, sabtu minggu masih bisa pulang, tapi suaminya tetap tidak mengizinkan. Suaminya
bilang kalau dia tidak butuh uang banyak. Jangan berpikir duniawi saja. Dengan sang
suami menjadi satpam itu sudah cukup, cici hanya perlu di rumah mengurus suami.
Aku cukup tertohok dengan pasangan ini. Dengan penghasilannya yang tidak
seberapa mereka sama sekali tidak takut kekurangan. Bahkan menolak untuk
mendapatkan penghasilan tambahan karena bagi mereka bukan seperti itu konsep
berkeluarga. Komitmen mereka sangat kuat dalam hal ini, aku sampai malu dan
berpikir ulang, apakah aku hanya berfikir tentang dunia?
5.
Bude Kip
Kalo Bude kip dia kuminta bantuan untuk
mengasuh Aksara sebentar karena aku belum mendapat pengasuh yang baru. Bude ini
seumur hidupnya full sebagai ibu rumah tangga. Jadi urusan rumah tangga dia
sangat ahli. Aku bangun pagi jam setengah 5 bude sudah selesai beres-beres
rumah. Jam setengah 6 aku mau berangkat ke kantor, bude sudah selesai masak! Luar
biasa. Kalau aku mana sanggup.. hhehe.. Bude juga mengajari Aksara banyak
sekali lagu anak-anak. Bahkan lagu-lagu yang aku belum pernah dengar
sebelumnya.
Pernah suatu hari bude kip mengerik
punggungku. Kemudian memijit pelan. Dia bilang, pak de paling suka begini nih
nak, dipijit setelah dikerik. Kupikir bagaimana pakde nggak cinta sama bude
kalau gini caranya. Rumah beres, ngasuh anak jago, pijitnya enak banget. Harus dicontoh
nih.
6.
Yayu Darsem
Yayu Darsem ini pengasuh terbaru di
rumahku. Belum satu bulan dia bekerja tapi banyak sekali pelajaran yang bisa
kuperoleh. Prinsip yayu Darsem adalah hemat! Harus hemat! Kalau dilogika kan
itu uangnya majikannya yah, tapi nggak boleh itu yang namanya boros. Sisa makanan
harus habis. Bahkan sisa kerak nasi di magicjar pun dia olah lagi menjadi
panganan manis yang lezat (entah apa namanya). Pernah sekali aku kehilangan
helm. Waktu aku mau beli helm yang baru dilarang sama Yayu, dia ambil helm
hadiah bawaan dari motor lalu dibersihkan. Dia bilang mbak, jangan beli lagi
yah, sayang uangnya, pakai ini saja, kan masih bagus, nih yayu bersihin sampe
kinclong. :)