Minggu, 24 Agustus 2014

Para Pengasuh




Setiap manusia memiliki jalan cerita hidup yang luar biasa. Pengalaman hidupnyalah yang menempanya menjadi dia saat ini. Apakah bisa menjadikanya bijaksana atau biasa saja. Banyak orang bilang, pengalaman adalah guru yang terbaik. Betul sekali. Walaupun tidak harus pengalaman diri sendiri. Kita bisa belajar dari pengalaman orang lain bukan?.
Aku sudah berganti pengasuh anak (kalau tidak salah)  lima kali. Lima orang berbeda dengan karakter dan cerita hidup yang berbeda-beda. Kami tinggal satu atap, tentu banyak cerita yang kami bagi.. Aku tak pernah menyepelekan cerita hidup siapapun. Bahkan untuk para pengasuh anakku di rumah. Dan aku banyak sekali belajar dari mereka
1.      Mba Am
        Mba am ini istri dari seorang tukang kayu. Dia tetanggaku. Dia mau bekerja hanya karena butuh uang. Jadi bukan orang yang terbiasa bekerja sebagai asisten rumah tangga. Karena sebetulnya beliau ini ibu rumah tangga dengan pekerjaan tambahan yang tidak tentu. Satu pelajaran yang aku ingat betul dari mba am. Dia tidak pernah makan mendahului suaminya. Jadi dia harus memastikan suaminya sudah makan baru dia akan makan. Atau dia menemani suaminya makan. Pokoknya apapun yang terjadi pantang dia makan duluan. Ndak boleh, nanti kalo kita makan mendahului suami jadi kebiasaan. istri bisa tidak takut sama suami, nanti jadi suka mbantah suami, laki-laki itu nomor satu dan harus dinomorsatukan, begitu rumah tangga harus dijalankan, begitu kata mbak am. Luar biasa kupikir. Dalam kehidupannya yang sederhana dia tahu sendi utama dalam berumah tangga. Buktinya rumah tangganya awet langgeng hingga sekarang dia sudah berumur. Dan dia berhenti bekerja di tempatku karena merasa terlalu ‘lama’ meninggalkan suaminya. 3 bulan saja. Tak mungkin lah aku menahan seseorang untuk berjihad mengabdi pada suami. Jadi slamat bertemu keluarga mba am!
3.      Mba Jar
Mba jar ini pendengarannya agak kurang. Sejak kecil hingga dewasa kemampuan pendengarannya terus berkurang. Tapi dia tidak pernah menjadi seorang pemalas. Dia malah menjadi salah satu tulang punggung keluarganya. Dia yang membiayai ayah, ibu, adik, keponakan. Awalnya dia bekerja di pabrik kayu lapis kemudian keluar untuk bekerja di tempatku. Semangat bekerjanya luar biasa. Dan dia berani menjelajah tempat baru di Jakarta. Ke pasar, ke mall, dia berani pergi sendirian. Kalo aku mah mana berani. Berapa tahun di Jakarta tetap saja tempat ini terasa ngeri. Mba jar berhenti bekerja karena ibunya memang sudah tua dan sakit-sakitan sementara tidak ada anak perempuannya yang bisa membantu menjaganya. Akhirnya mba jar pulang untuk merawat ibunya.
4.      Cici
Nah ini dia salah satu pengasuh anakku yg paling favorit. Umurnya lebih muda 3 tahun dariku. Anaknya cantik, penampilannya juga nggak ndeso. Sangat rajin dan rapih. Dari awal dia masuk bekerja dia sudah bilang hanya bekerja sebentar saja, karena sudah bertunangan. Nanti kalau sudah menikah dia mau jadi ibu rumah tangga saja. Benar saja, 3 bulan dia bekerja di tempatku dia mengundurkan diri. Sempat dia meminta izin dari calon suaminya untuk bekerja, toh dia bekerja di Jakarta dan suaminya di bogor, sabtu minggu masih bisa pulang, tapi suaminya tetap tidak mengizinkan. Suaminya bilang kalau dia tidak butuh uang banyak. Jangan berpikir duniawi saja. Dengan sang suami menjadi satpam itu sudah cukup, cici hanya perlu di rumah mengurus suami. Aku cukup tertohok dengan pasangan ini. Dengan penghasilannya yang tidak seberapa mereka sama sekali tidak takut kekurangan. Bahkan menolak untuk mendapatkan penghasilan tambahan karena bagi mereka bukan seperti itu konsep berkeluarga. Komitmen mereka sangat kuat dalam hal ini, aku sampai malu dan berpikir ulang, apakah aku hanya berfikir tentang dunia?
5.      Bude Kip
Kalo Bude kip dia kuminta bantuan untuk mengasuh Aksara sebentar karena aku belum mendapat pengasuh yang baru. Bude ini seumur hidupnya full sebagai ibu rumah tangga. Jadi urusan rumah tangga dia sangat ahli. Aku bangun pagi jam setengah 5 bude sudah selesai beres-beres rumah. Jam setengah 6 aku mau berangkat ke kantor, bude sudah selesai masak! Luar biasa. Kalau aku mana sanggup.. hhehe.. Bude juga mengajari Aksara banyak sekali lagu anak-anak. Bahkan lagu-lagu yang aku belum pernah dengar sebelumnya.
Pernah suatu hari bude kip mengerik punggungku. Kemudian memijit pelan. Dia bilang, pak de paling suka begini nih nak, dipijit setelah dikerik. Kupikir bagaimana pakde nggak cinta sama bude kalau gini caranya. Rumah beres, ngasuh anak jago, pijitnya enak banget. Harus dicontoh nih.
6.      Yayu Darsem
Yayu Darsem ini pengasuh terbaru di rumahku. Belum satu bulan dia bekerja tapi banyak sekali pelajaran yang bisa kuperoleh. Prinsip yayu Darsem adalah hemat! Harus hemat! Kalau dilogika kan itu uangnya majikannya yah, tapi nggak boleh itu yang namanya boros. Sisa makanan harus habis. Bahkan sisa kerak nasi di magicjar pun dia olah lagi menjadi panganan manis yang lezat (entah apa namanya). Pernah sekali aku kehilangan helm. Waktu aku mau beli helm yang baru dilarang sama Yayu, dia ambil helm hadiah bawaan dari motor lalu dibersihkan. Dia bilang mbak, jangan beli lagi yah, sayang uangnya, pakai ini saja, kan masih bagus, nih yayu bersihin sampe kinclong. :) 

1 komentar:

 

my little history Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template