Waktu kecil aku bermimpi mengubah dunia menjadi lebih baik, namun ternyata tak bisa..
Beranjak remaja aku ingin mengubah negaraku agar menjadi lebih baik, namun ternyata tak bisa..
Ketika tua aku ingin mengubah keluargaku supaya lebih baik, ternyata tak bisa juga..
Tiba saatnya ajalku hampir tiba, baru kusadari.. yang seharusnya kulakukan adalah mengubah diriku sendiri..
Sering sekali yah kita membaca catatan di atas?
tapi baru kali ini kualami betul.
Lagi-lagi tentang breastfeeding..
Banyak sekali cerita yang terukir dari pengalaman ini.
Aku berasal dari kecamatan kecil di Jawa Tengah, Ajibarang. Semua keluargaku ada di sana. Jangan samakan desa kecil seperti itu dengan Jakarta, di Jakarta komunitas Ibu menyusui begitu solid. Pendidikan tentang ASI sudah sangat luas. Para Ibu di kota Jakarta sangat bangga jika bisa memberikan ASI, dan para ibu ini saling mendukung. Berbeda dengan Ajibarang, di sana orang-orang sudah terdoktrin oleh iklan susu formula, mereka menganggap susu formula lebih baik dari ASI, dan ini didukung oleh para bidan di sana. Ketika bayi lahir para bidan memberikan susu formula. Bukan karena Bidan itu tidak tahu, tapi karena ada komisi dari produsen susu formula. Sedih sekali.. Ketika aku memberikan ASI hampir semua keluargaku termasuk orangtuaku sendiri menganggapku aneh. Terus-terusan mereka mengajakku untuk memberi susu formula untuk si Bayi. tapi aku sudah mempersiapkan ini jauh-jauh hari sebelum anakku lahir. Aku anggap santai aja. Dengan santainya aku bilang nggak usah deh.. biarin nggak apa-apa.. aku mah ASI aja.
Sampai sekarang anakku berusia 10 bulan aku masih memberikan ASI, kadang keluarga di desa masih meragukan karena melihat Aksara tidak terlalu gemuk, mereka masih menyuruh memberikan susu formula, katanya biar gemuk. Sekarng kutanya, lebih memilih gemuk tapi penyakitan atau standar aja tapi sehat? begitu jawabku.
Aku nggak akan berani ngomong sesuatu yang belum terjadi. Ini sudah terbukti, anakku usia 10 bulan sama sekali tidak pernah sakit yang berati, hanya batuk pilek ringan, itu pun hanya sampai dua atau tiga hari, tanpa diberi obat sembuh sendiri.
Akhirnya keluargaku mulai menyadari itu. Mereka melihat pertumbuhan Aksara yang bagus sekali. Tidak pernah lagi mereka menampik manfaat ASI.
Sekarang mulai banyak sodaraku di sana yang memberikan ASI untuk anaknya.
Senang sekali rasanya. Tak hentinya aku cerewet menyemangati sepupu-sepupuku yang menjadi ibu baru dan mau memberikan ASI. Sekarang, orang tuaku, bude-budeku mulai bicara tentang ASI. Mulai menyemangati anak-anak mereka untuk memberikan ASI.
Aku sama sekali tak berbuat apa-apa untuk orang lain. Aku hanya berusaha berbuat sebaik mungkin bagi diriku sendiri. Jika itu bisa mematik api perubahan, Alhamdulillah.. semua kebaikan karena Alloh.